Keo&Noaki #6 : Kalau Veve layang-layang, Mami adalah Anginnya
Veve histeris begitu tahu seri 6 datang. Tanpa membuka seragam, masih berkaos kaki, tanpa ijin langsung nyomot 1, masuk kamar. Baru 10 menit, dia keluar kamar, duduk di dekat saya yang rempong packing. Dengan sengaja ber-uh-ah, berkyaaaa-kyaaaa..., ngikik-ngikik sambil tutup muka dengan buku. Sebel! Malam itu, tidak ada hal serius yang kami bahas sambil gegulingan di kasur. Kami sibuk bersquee-squee, berkyaa-kyaaa, sambil membahas scene-scene favorit dia ( Akhirnya jadi spoiler buat saya , aaaack....). Besoknya, saya niatkan membaca sampai ending. Baru halaman 5, saya sudah mengalami mixed feeling. Seri KeoNoaki, terutama seri genap sering sekali membuat saya " jleb " dengan pemikiran Noaki tentang orang tua. Di seri 6 ini, saya "jleb" berkali-kali. Ketika membaca KeoNoaki series, biasanya saya larut. Ikut menjadi Keo atau Noaki. Ikut merasakan apa yang mereka rasakan. Tapi di seri 6 ini, saya mendua. Di satu sisi saya sangat mengert