REVIEW MOMWRITER'S DIARY
Foto milik Octaviani |
Tapi eitsss... jangan salah, tidak ada curhat mengharu biru di dalamnya seperti diary emak-emak pengikut paham galauers seperti saya ( tunjuk diri sendiri ).
Siapa sih yang tidak tahu dengan Dian Kristiani, yang bukunya brojol terus tiap bulan, udah 100 buku...( SERATUS ya... SERATUS. . bayangkan berapa banyak buku yang nongol tiap tahunnya...okee.. bayangkan juga royaltynya hahahaha ).
Bagi Writer wanna be seperti saya, membaca buku ini seperti membuka kotak Pandora, seperti orang buta yang melihat matahari untuk pertama kalinya.
Berisi perjalanan menulis mulai dari awal sampai tips dan proses kreatif yang dilalui seorang penulis sehingga dihasilkan suatu karya yang layak dipublikasikan dan juga layak dihargai dalam bentuk nominal.
Bab favorit saya adalah bab " Penulis kok Matre ?". Saya penganut paham matrealisme ( saya rasional dalam menjalani hidup, dan matre adalah salah satu cara untuk bertahan hidup :p ). Bab ini membulatkan dan menguatkan niat saya bahwa menulispun bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan, bukan hanya sekedar " menambah uang jajan anak-anak ". Saya setuju sekali bahwa menulis itu tidaklah instan, setiap proses kreatif yang dilalui apalagi yang sampai "berdarah-darah" harusnya juga menerima nilai yang setimpal dengan perjuangan menghasilkan tulisan itu.
Momwriter's diary tidak memberikan kesempatan untuk yang suka BCA ( Banyak Cari Alasan ) jika memang sungguh-sungguh ingin menjadi penulis. Apakah itu ibu yang bekerja, ibu dengan bayi dan anak-anak yang rempong, tidak ada yang tidak bisa , semuanya bisa, yang ada hanyalah mau atau tidak mau.
Selanjutnya, yang paling penting adalah banyaaaaaaaakkkkk.. banget tips yang berguna, ilmu yang mencerahkan, ibaratnya buku ini mewakili Workshop untuk penulis pemula, mulai dari mencari ide, mengeksekusi ide, bagaimana mengajukan ke penerbit ( ada contoh-contohnya pulaaaaa..) , sampai pilihan pembayaran pun ada... kurang apa coba ?
Masih kurang ? ada FAQ , ada alamat- alamat penerbit plus bonus komik lucu yang bikin saya rebutan buku sama nyonya dan tuan muda saya.. Belum seminggu ini buku udah lecek :(.
Satu-satunya yang mengganggu saya adalah harga bukunya. Untuk buku dengan isi sebagus ini seharusnya nilai rupiahnya bisa lebih besar ( ga suka pakai kalimat " terlalu murah " ) , demi kesejahteraan penulis. I stand on writers side hehehe :)
Terakhir, buku ini juga menginspirasi saya membuat bookmark unyu ini...:p
Comments
Post a Comment