Ambil..ambil aja deh!
Beberapa pekan belakangan ini, saya kok ya ketemu sama Ghospict terus ya. Awalnya saya lagi mampir di akun kompasiana, lalu mak deg, lihat foto roundrose saya mejeng di header atas yang digunakan untuk promo Tokemon ( Susah pakai bintang-bintang, pakai nama samaran aja ). Saya punya 3 toko di Tokemon, jadi awalnya saya lupa, apa pernah promo roundrose ya di salah satu toko?
Cap cus ke lokasi dan ternyata ooh... ternyata. Toko saya tidak memajang foto roundrose itu.
Baiklah, oke, bukan yang pertama kan? Foto pertama saya yang dicopas adalah foto hiasan flanel. Diambil oleh Fanpage yang juga ujug-ujug menjadikan saya admin. Kejadiannya udah 3 tahun yang lalu ketika flanel masih jaya-jayanya. Setelah itu kejadian copas ini susul menyusul.
Senang dan bangga di awal-awal waktu foto hasil karya saya dicopas, itu artinya karya saya oke kan.. huwahahaha. Apalagi dulu yang sering dicopas adalah Pururu. Pikir saya waktu itu, biarlah, sekalian branding karena ternyata yang melaporkan kejadian ini adalah teman yang tidak saya kenal secara dekat di FB. Artinya, banyak juga yang tahu ciri khas Pururu saya ( huik... pe-de ).
Beberapa minggu yang lalu, nongol lagi foto rolledrose twotone di kolom boots post di wall fesbuk saya, masih dari Tokemon juga. Hik, satu lagi. Setelah itu muncul lagi foto gardenia saya, dicrop lalu dijadikan PP suatu akun yang jelas-jelas berjualan ( nama akunnya adalah Rumah something, something-something ).
Enggak cuma produk jualan sih. Tutorial saya juga sering di copas. Tapi dulu itu dicopasnya bukan untuk jualan atau hal lain yang berhubungan dengan promosi suatu toko. Jadi saya ya santai-santai aja.
Belakangan , ketika aktivitas like and share jadi trend di Fesbuk, saya menjadi terganggu. Beberapa FanPage mengumpulkan banyak tutorial dari mana-mana, termasuk tutorial saya , menjadikannya satu album di Fanpage miliknya lalu menshare-nya. Saya mengerti, ini adalah salah satu cara yang paling ampuh untuk menaikkan view page , karena aktivitas share mempunyai nilai paling tinggi untuk mendapatkan efek viral. Tapi untuk mencapai efek viral ini seharusnya tidak serta merta membuat pengelola Fanpage melakukan segala cara kan ?
Lalu ada yang berdalih kalau semua yang diupload di dunia maya adalah milik bersama . Oke, fine. Resikonya memang begitu. Tapi apakah betul, kalau tutorial dan foto milik orang lain itu kemudian digunakan untuk kepentingan pribadi?
Berjualan menggunakan foto produk orang lain, tidak hanya membohongi pembeli, tapi juga membohongi diri sendiri. Bagaimana rasanya menerima hasil jualan dengan barang curian ( Mengambil milik orang lain tanpa ijin empunya itu namanya mencuri kan?) .
Saya tidak keberatan kalau ada yang mau menggunakan tutorial atau produk saya sebagai bahan inspirasi, bukan untuk jualan atau mengklaim kalau itu hasil karyanya ya...,
Jikalau hendak di copas untuk suatu artikel atau blog atau page hargai pemilik fotonya. Meski tidak meminta ijin, berilah link hidup di keterangan foto ( google selalu menyertakan link sumber foto ).
Masing mending crafter yang membuat
duplikasi ( untuk Pururu ) lalu memasang foto hasil karyanya sendiri.
Buat saya itu lebih baik, daripada mentah-mentah mengambil foto saya
untuk berjualan.
Foto saya sebagian besar memang tidak menggunakan watermark. Saya akui itu memang kesalahan saya. Kembali lagi ke etika. Untuk saya pribadi, ketika saya sudah berani melabeli diri saya sendiri sebagai seorang crafter, saya membatasi diri saya sendiri dengan etika-etika. Etika tidak bertanya tutorial ketika crafter lain sedang berjualan, etika tidak membandingkan harga secara terbuka, etika tidak mengambil foto crafter lain untuk berjualan, etika tidak membully crafter lain yang sedang belajar, dan lainnya.
Lama-lama lelah juga ngurus yang beginian. Ambil..ambil aja deh, saya di sini aja, melihat dari kejauhan, dan menunggu, siapa diantara Ghospict itu yang akan tersingkir duluan dari arena persaingan OS.
Comments
Post a Comment