My First Crush, Veve's First Crush, GKNN'S First Crush
Ini pemain Asoka, namanya Siddarth siapa gitu... |
Saya dan Veve lagi gegulingan di kamar, tuan muda lagi sama Papi, jadi kami bebas bicara tanpa harus ribut berebut telinga siapa dulu yang harus di dengarkan.
Veve : Ngikik ( lagi baca GKNN# 3, entah yang keberapa kali )
Mami : Apaan?
Veve : Ini Lady, lucu.
Mami : Oh, yang di saung ?
Veve : He..eh, yang Seb ada di atas pohon, yang puber itu. Ma...ma.. si X itu lho pacaran sama si Y ( gosip mode.on )
Mami : X? Y? dari mana kakak tahu ?
Veve : Coba lihat akun instagramnya deh. Itu namanya kan nama mereka berdua.
Mami : Emang di kelas ngapain mereka ?
Veve : Ga ngapa-ngapain. Cuma X aja yang rumpi-rumpi sama cewek lainnya. Bilang kalau dia jadian sama si Y.
Mami : Lha emangnya kalau pacaran ngapain?
Veve : Ngapain ya? jalan-jalan? mm..mami ngapain dulu sama papi?
Mami : Ngapain ya ?( berpikir keras..saya dan papi ga pernah jalan-jalan berdua, nonton berdua, kami dulu sibuk cari customer berdua. hahaha ). Ah, cuma suka-sukaan paling. Itu Frist crush, suka aja, bentar lagi ilang, ganti.
Veve : Mami payah. Dulu mami suka siapa?
Mami : Suka? siapa ya? SD? mmm,,lupa. SD ga ada kayanya. Tapi kelas 5 SD ada sih yang ngasih surat cinta.
Veve : Ciee...cieeee..
Mami : Lah kakak aja kelas 2 dapat surat cinta. Sekarang siapa yang suka sama kakak? si Z itu kenapa ga pernah bb lagi ?
Veve : Ga ada. Si Z ? ga tahu. Kakak cuekin kali . Emang kalau first crush itu apaan rasanya?
Mami : Ya...apa ya, deg-deg kalau lihat cowoknya, pengin berkyaa..kyaaa.. emang ada cowok yang bikin kakak gitu.
Veve : Mmmmm....siapa ya? kaya mami sama papi gitu ?
Mami : Bukan, itu cerita lain.
Veve : Kaya mami sama Hyun bin? yang ga jelas gitu?
Mami : Yaaaa..kurang lebih gitu deh... enak aja ga jelas. Cakep nih..lihat..cakep kaaaan.. ( tunjukin foto ). Jadi siapa cowok itu? si A ? Si B ? si C ?
Veve : Gaaaaa.....kayanya kalau pengin kya..kyaaaa. ya sama Si.....
My Frist Crush
Saya menerima surat cinta saya yang pertama kelas 5 SD. Dari seorang cowok yang hobi menarik kucir rambut dan mencontek pe-er saya tiap hari. Surat cintanya dibuat sangat artistik, amplopnya berperangko gambar dirinya dan isinya dihias dengan gambar dua hati yang ditusuk panah. Huwahahahaha...
Rasanya ? Takut. Hehe..
Sepanjang hari itu , kami berdua diam-diaman. Biasanya sejak jam pertama sekolah, kami sudah ribut bertengkar ini itu. Pulang sekolah, saya menunjukkan surat ajaib itu pada Devi, dan kami sepakat untuk memusnahkannya.
Barang bukti itu kami hanyutkan di kali di depan sekolah, tepat di samping gerobak Pak Jan, penjual pentol favorit kami.
30 tahun kemudian , ketika semua teman SD dikumpulkan di satu grup, mulailah kami membuka rahasia siapa naksir siapa ketika SD.
Hi..hi..hi.. lucu mengingatnya sekarang. Maklum, kami hidup dimasa dimana semua anak perempuan ditakut-takuti dengan doktrin " Jangan dekat-dekat dengan anak cowok, nanti bisa hamil ". ( Note : saya lahir di akhir tahun 70-an )
Begitu serunya kami bercerita siapa naksir siapa, kami mengakui bahwa sudah sejak jaman dulu, perasaan tertarik dengan lawan jenis ini mulai kami rasakan sejak SD.
Waktu itu, saya takut membicarakannya dengan orang tua. Dan memang ortu juga ga pernah membicarakan soal itu sih.
Saya baru merasakan deg-degan yang " itu " ketika SMP kelas satu. Dengan seorang kakak kelas yang rumahnya saya lewati setiap hari ketika pulang-pergi sekolah. Hihihi..
Pada masa itu, tentu saja suka perasaan menyukai ini merupakan hal yang tabu dibicarakan. Saya enggak nyaman bicara dengan orang tua, ngerumpi hanya dengan Devi dan itupun hanya saya rasakan sebentar karena kemudian saya sibuk merasa menjadi anak yang paling malang sedunia karena perceraian orang tua.
My first crush enggak menarik. Hanya berupa secuil kenangan yang dipaksakan hilang.
Veve's Frist Crush.
Veve menerima surat cintanya yang pertama kelas 2 SD, dari seorang cowok yang menghilangkan satu huruf "a" ketika dia hendak menulis " Kaulah Mathariku" hahaha...
Reaksi Veve ? nulis matahari aja ga betul, katanya sambil cemberut.
Reaksi Saya ? ngakak guling-nguling.
Veve tidak pernah menyembunyikan apapun dari saya. Dan saya ingin seterusnya seperti itu. Saya ingin dia nyaman berbicara tentang apa saja kepada saya. Saya mau dia menjadikan saya tempat pertama yang dituju untuk bertanya, bukan mbah google atau siapapun atau apapun di dunia ini.
Pembicaraan tentang lawan jenis ini mulai sering muncul di awal kelas 4. Tentang siapa naksir siapa, siapa yang dijodoh- jodohkan, tentang surat cinta yang masih Veve terima. Veve menerima lagi surat cinta dari beberapa cowok lain, termasuk dari cowok yang memberinya surat di kelas 2, kali ini kalimatnya sudah tertulis rapi tanpa cela hahaha....
Di awal kelas 5, saya sempat terkejut ketika ada seorang teman Veve yang terang-terangan menginvite BB saya lalu mulai pang.ping setiap hari ( Veve tidak pegang gadget ).
Si cowok ( sebut saja Z ) ini stalk veve setiap hari, dia membuat akun fesbuk hanya untuk melihat postingan saya tentang Veve dan mengumpulkan semua foto Veve yang saya upload.
Karena saya yang pegang hape, tentu saja chat harus melewati saya dulu. Z tidak malu-malu menyatakan kalau dia suka dengan Veve. reaksi saya? tentu saja kaget. Maksudnya berani sekali anak ini langsung tembak ke maminya, pikir saya.
Tidak, saya tidak memarahinya, juga tidak menasihatinya. Saya jawab. Boleh. Tentu saja boleh. Suka sebagai teman tentu saja boleh. Kalau tidak suka tentu tidak akan berteman kan?
Veve sendiri dengan si Z ? katanya dia ga pernah sekalipun ngobrol kalau ketemu di kelas. Lah?
Demam Z hanya berlangsung selama 3 minggu, setelah itu hilang. Ga ada lagi ping..ping di bb.
Ketika saya tanya ke Veve apakah sekarang mereka sudah saling ngobrol? jawabnya Veve : " Enggak. Apa waktu itu dia nyapa , tapi kakak cuekin ya ?" ( tepok jidat ).
Veve dan teman-temannya sedang memasuki masa pre teen, mulai tertarik dengan lawan jenis, mulai mengalami perubahan bentuk fisik dan hormon.
Saya ingin Veve melewati masa ini dengan nyaman, saya mau veve bebas bicara dan bertanya apa saja yang sedang dia rasakan, saya mau dia nyaman bercerita tentang apa saja yang dia lihat, yang dia terima pada masa ini.
Masa ini masa yang singkat, saya tidak mau dia merasa takut atau merasa bersalah atas apa yang sedang terjadi dalam dirinya.
Semuanya normal, karena saya dulu juga merasakan hal yang sama ketika seusia dia. Suka dengan lawan jenis pada masa ini itu normal, dan suka itu bukan berarti harus diseriusi dengan istilah pacaran kan?
Mami : sama siapa? si..E? si F?
Veve : Nanti mami marah .
Mami : lah kenapa marah?
Veve : Nanti bilang anak kecil jangan cinta-cintaan, jangan pacar-pacaran.
Mami : Memang selama ini mami ngomong gitu kalau kakak cerita soal cinta-cintaan?
Veve : Ga sih, tapi biasanya kan orang gede ngomongnya begitu. Emang kenapa kok ga marah?
Mami : Lah dulu mami juga gitu kok. Paling 2 minggu udah ganti lagi. Kaya si Z itu. Udaaah..siapa siiih ?
Veve : Kakak suka sama...mmmm.. itu lho yang main Asoka ( tutup muka )
Mami : *glodak*, langsung browsing mana yang namanya Asoka.
Note : Asoka adalah tokoh itu sinetron India di TV, Veve lihat hanya setiap hari Jum'at. Lihatnya ga sendirian kok, sama papi dan cuma setengah jam, karena mainnya malam. Saya sih biasanya udah tidur atau sibuk nge roll. Ga perhatikan TV.
GKNN'S First Crush
Sejak membaca seri yang pertama, saya seolah membaca pillow talk saya dengan Veve setiap malam. Apa yang terjadi dengan Keo dan teman-teman seolah mewakili apa yang terjadi dengan Veve dan teman-temannya di sekolah.
GKNN menjadi pembuka pembicaraan saya dengan Veve tentang apa yang dirasakan anak-anak seumuran dia. Kami menjadi nyaman berbicara tentang apa saja, termasuk tentang first crush.
Ajeng dan Keo di buku pertama, apa yang dirasakan Noaki di buku kedua , pembicaraan Lady dengan Keo di buku ketiga, daaaan apa yang sebenarnya dirasakan Keo dan Noaki.
Ini mereka sama-sama merasakan first crush satu sama lain ya Mami? itu pertanyaan Veve.
Jawaban saya : Bisa jadi. Dan mudah-mudahan ga hanya jadi first crush saja ( kalimat yang terakhir saya ucapkan dalam hati.. wink..wink.. ).
Buku ini adalah Veve banget. Apa yang ada di dalam cerita seolah mewakili apa yang dirasakan Veve. Tidak hanya tentang ketertarikan dengan lawan jenis, tapi juga konflik antar teman di sekolah, jutek-jutekan, dan masalah dengan sahabat-sahabatnya. Tidak hanya itu, pesan yang disampaikan secara implisit saya juga suka, tentang gadget, tentang keberagaman, tentang kepercayaan kepada sahabat, tentang perjuangan, tentang kerja keras. Suka semuanya.
Semua tentang Serial GKNN yang ditulis Bunda Ary Nilandari ada di sini.
Anyway, saya hanya ingin menyampaikan, dalam hingar-bingar masa pree teen yang hanya sebentar ini , saya ingin anak saya terutama Veve nyaman bercerita apa saja. Harapan saya ketika Veve sudah dewasa nanti dan memutuskan untuk menyukai seseorang, dia juga tetap berteman dengan yang lain. Tidak membatasi dirinya eksklusif hanya untuk satu orang, tetap menempatkan keluarga sebagai tempat pertama yang dituju ketika merasa terguncang.
Saya ingin membuatnya nyaman sejak dini, ingin dia tetap bercerita tentang apa saja sampai nanti. Saya ingin menjadi BFF-nya selamanya. Itu aja sih.
*Catatan hati seorang emak yang sebenarnya ga rela anaknya tiba-tiba aja udah gede.
Comments
Post a Comment