Coret Satu Lagi

 

Pagi ini ketika sesi curhat aku dikasih kata-kata mutiara 

"Anggap aja break juga buat Betty. Disuruh nulis lebih banyak." 

Baiklah. Nulis ini dulu. Biar nanti ada artefak kalau aku pernah ada di garis waktu ini.

Ceritanya, setiap kali ada kelas menulis Bunda Ary, beberapa peserta yang udah sering berinteraksi denganku nyeletuk begini. 

"Kak Betty ilmunya lengkap, ya. Ikut terus dari awal coach buka kelas."

Aku hanya menjawab dengan emoticon saja. Sebenarnya ingin kujawab begini.

"Benar, aku dapat lengkap semua pdf materinya. Tapi aku lebih hepi dapat banyak data dan kontak. Itu mempermudah untuk promo kelas, buku atau apa aja yang berkaitan dengan coach."

Wkwkwk ... otak tetep dagang.

Aku menulis sesuka hatiku. Ikut lomba pun aku jarang. Bukan tidak pernah, ya. Juaaaarang.

Udah juaaaaarang, banyak kalahnya pula.

Tahun ini, aku menambahkan banyak hal baru dalam daftar "Sekali seumur hidup setidaknya satu kali harus mencoba." Salah satu yang kutambahkan adalah mulai ikut lomba-lomba.

Info tentang BBJT ini udah lama aku tahu. Namun kuabaikan saja karena deadline mepet sedangkan aku masih ngadmin kelas. Ditambah lagi ada rencana ke Bandung. Jadi ya ... gitulah. Dekat deadline ketika semua tanggungan kelas kelar. Aku juga udah selesai dengan list orderan, barulah aku kepikiran.

Syarat BBJT yang enggak minta sampel ilustrasi bikin aku makin pengin ikut. Jelas aku enggak punyak stok. Wong nulis pictbook aja enggak pernah. Hahaha ....

Jadi aku browsing seharian dan dapat beberapa ide. Hanya sempat menulis 2 naskah, itu pun tensiku langsung mencelat ke 150-an gaessss. Part paling susah ya of course memecah scenes dan mbikin teks serta deskripsi ilustrasinya. Buatku, pictbook itu ada di kasta tertinggi kesulitan menulis. Semuanya sulit sih. Udahlah aku ini napas nulisnya pendek, aku juga tipe pantser yang suka bikin scene mencelat-celat dulu baru dirapikan. Materi kelas coach ya tentuuuuu sangat amat membantu. Materi itu ya gaes, nek ditumpuk tok ya ga da guna. Diparktikkan ndang buru diterapkan. Gitu ( ngomong ke diri sendiri ).

Intinya, kelas menulis coach itu membuka pikiran banget. Mulai dari milih sudut pandang, sampai memosisikan diri sebagai anak, juga bagian mana yang bisa dijadikan ilustrasi dan menfokuskan ide. Ikutlah makanya. Jangan telat ( Maap, tetep promo).

Abis nulis, submit dan lupakan. Gitu aja sih. 

Hari pengumuman pun aku enggak tahu. Malam-malam tetiba ada kakak cantik yang nge-WA, baru deh sadar. Disusul dengan WA-WA lainnya. Makasiiih ya yang udah notis.


 

Aku takjub dua naskahku masuk. Waktu kubilang ini luck, aku ditonyor ibuk coach. Katanya, "Percaya kok sama luck." Baek Coach maap, sungkem.

Tentu saja aku sadar naskahku pasti belum sempurna. Nanti masih ada proses agar naskah jadi cling sesuai standar sampe layak dipublish.

Setelah itu mulailah panik. Awalnya aku pikir karena banyak yang lolos dan sedang bulan puasa, bimteknya online kali, ya. Sensori introvertku udah meraung-raung bikin overthinking harus ketemuan dengan banyak orang.

Ternyata, jalan masih panjang ferguso. Diawali dengan tanda tangan kontrak dulu, baru ada review daring trus lanjut deh bimtek offline 3 hari 2 malam.

Gimana? langsung lemes, Wkwkwkwk.

 Hadapi satu-satu. Ke Surabaya aku sering, cuma ya ke stasiun by stasiun. Langsung nanya-nanya ke yang stay di Surabaya. Kenapa kok ga bareng yang lain aja? Aku ga nyaman gaesss. Kan udah dibilang aku bisa anxiety parah kalau harus lama-lama ketemu rang banyak. 

Hari H semua udah diplanning dengan runut. Termasuk dari Gubeng naik apa ke mana dan ancer-ancernya mana. Ntar di lokasi as usual lah, cari spot dekat cop-cop an. Aman. Disapa iyes, ga disapa menunduk, senyum (meski ga keliatan coz pake masker ), kek adegan Rayn ditinggal Ardi deh pas di PELIK. wkwkwkwk.

Namun, Tuhan Maha Baik, pas di Bangil, dipertemukannya aku dengan mbak Zahroh. Beneran enggak ada tanda-tanda coz aku enggak tahu kalau sebelahku itu dia. Tahunya pas mbak Zahroh buka budi.kemdikbud dan langsung nyaut kalau mbak sebelahku pasti mau ke BBJT.

Jadilah kami bertiga (aku, mbak Zahroh dan mbak Septi) barengan. Dari Mbak Zahroh aku tahu banyak tentang lomba tahun kemarin, gimana teknisnya dan cerita-cerita lainnya. Dari Mbak Zahroh juga aku tahu yang mana Bu Ari Ambarwati (Coach mau ke Malang, jadi paling nggak aku tahulah sapa yang ngundang). Kita kok ga foto-foto yo, Mbak. Hahahaha. ntr deh.

Di lokasi ketemu banyak teman baru dan yang baru ketemu lagi.

Acara lancar, pulang agak cepetan karena Kak Lia kereta apinya jalan jam 15.15

Slamet duluan coz abis itu ujan angin. 

Aku coret satu list-ku. Mari fokus ketemu rang banyak lagi nanti Mei. Fiuhhhh.

Buat kalian yang maju-mundur mo ikutan, take your time, tapi ya jangan lama-lama, baby step ga masalah, pokoknya dah berani maju.

 

Tertanda :

Betty, admin dan murid  kelas Bunda Ary Nilandari

(Kalik ada yang nanya aku ini siapa?????)


 

Comments

Popular posts from this blog

Rambut Singa

Titik Jenuh

Lockwood & Co Series