Project WT-2904

 
 
 
Because I miss U ..both of you
#Project WT-2904
 
Mesin cuci itu berputar pelan, gulungan kertas, crayon, gunting , bola, dan beberapa benda yang tak jelas tampak di dalamnya. 
 
Keo memandang Tuan Handy dengan heran. “Apa yang harus kami lakukan sekarang?” “Mami tidak memberitahu kalian?” Tuan Handy balik bertanya. 
 
“Kata Mami, nanti Tuan Handy yang akan mengurus semuanya” jawab Keo. 
 
“Crazy crafter...” gerutu Tuan Handy.
 
“Masukkan semua benda yang kalian bawa untuk ulang tahun sahabat kalian itu ke dalam sini” perintahnya.
Keo, Noaki, Toby, Ajeng, Lady dan Seb maju mengelilingi mesin cuci, masing-masing memasukkan hadiah yang sudah mereka persiapkan untuk ulang tahun Wamena-Timika. 
 
Kaos kaki baru dari Keo , frame scrapbook kecil bergambar formasi delapan dari Noaki , pita biru dari Ajeng untuk Timika, tali sepatu berwarna hijau cerah hadiah dari Toby , poster pemain sepak bola idola Wamena dari Lady , lalu flash disk dari Seb. 
 
Mula-mula mesin cuci berputar perlahan, lama-lama semakin cepat, berderit menjerit-jerit, mengeluarkan bunyi seperti papan tulis yang dicakar-cakar. Keo dan lainnya menutup telinga, tak tahan dengan bunyinya. Beberapa detik kemudian, mesin itu mendadak berhenti . Keo melongok ke dalam, lalu memandang Tuan Handy dengan pandangan bertanya. Di dalam mesin cuci tidak ada yang aneh, semua benda tadi memang hancur berkeping-keping, tapi itu tidak aneh karena mesinnya tadi berputar sangat kencang.
 
“Sudah kuduga, mesinnya sudah rusak. ayo ikut aku.” Tanpa melihat isi mesin cuci, Tuan Handy membuka pintu lain.
Keo, Toby, Noaki, Lady dan Ajeng mengikuti. Seb menyusul sambil mengomel, kesal karena flash disknya hancur sia-sia.
 
Mereka masuk ke sebuah ruangan penuh dengan labu kaca. 
 
“Seperti alat destilasi” bisik Seb. “Kalian lihat tetesan air yang hampir jatuh itu?” Tuan Handy menunjuk rangkaian labu dengan pipa yang berbelit-belit. Di ujung rangkaian itu ada pipa dengan tetesan air yang makin lama makin besar, di bawahnya ada Labu kaca berisi cairan ungu keperakan yang menggelegak, asap putih tipis keluar dari dalamnya. 
 
“Begitu tetesan itu jatuh ke dalam labu, kalian punya waktu sepuluh detik untuk memberikan hadiah untuk sahabat kalian.  Letakkan asaja di pinggir Labunya. Ingat ya, sepuluh detik, lewat dari sepuluh detik, kalian pulang dengan tangan hampa.”
Keo dan lainnya berpandangan, “Hadiahnya sudah hancur tadi! Apa yang harus kami berikan sekarang” seru Seb. 
 
Tuan Handy mengangkat bahu lalu berbalik pergi. 
 
“Ayo cepatlah berpikir teman-teman, tetesannya semakin besar, sebentar lagi jatuh “ kata Ajeng panik.
“Berikan apa saja yang kita bawa sekarang, ikat rambut, peniti, pensil atau apa saja deh” usul Lady. 
 
“Tunggu! Tuan Handy tidak mengatakan tentang suatu benda, mungkin ada mantra yang harus diucapkan” Toby berjalan mondar-mandir, berulang kali melirik tetesan air di ujung pipa. 
 
“ Errr...Sim salabim?” sahut Seb. 
 
“Tidak lucu Seb!” kata Noaki jengkel. 
 
“ Aku tidak mau pulang dengan tangan hampa. Ayo berpikir...berpikir... hadiah untuk Wamena-Timika, apa yang bisa kita berikan untuk Wamena- Timika...tidak harus suatu BENDA “ Keo tersenyum lebar.
Tepat pada saat itu, tetesannya jatuh ke dalam labu.
 
1 detik, 2 detik..
 
“Hadiah kami untuk Wamena- Timika adalah kehadiran kami...” Keo Hadi Wibawanto memulai.
“disaat mereka membutuhkan...”lanjut Noaki Neomarica 
 
5 detik...
“Telinga kami, disaat mereka ingin didengarkan...” ujar Lovelie Ladie
 
“dukungan ketika mereka sedang bersedih.” Ajeng berbisik lirih
 
“saling menjaga...” kata Toby.
 
“satu dengan yang lain.” Seb mengakhiri. 
 
10 detik... 
 
Cairan di dalam labu berdesis, asap tebal muncul dari dalamnya bergulung-gulung memenuhi ruangan, membutakan mata Keo dan sahabat-sahabatnya. Beberapa menit kemudian angin berhembus pelan, membersihkan asap dari pandangan mereka. Tidak ada yang berubah dengan semua labu di dalam ruangan. Labu berisi cairan ungu keperakan sudah hilang. Sebagai gantinya, 2 buah charm perak berbentuk siluet anak kembar laki-laki dan perempuan tergeletak di meja. 
 
Keo mengambil dan mengamatinya. “Lihat, ini” Keo membalik charm itu dan menunjukkan tulisan F-8 yang diukir dengan sangat halus. 
 
“ Ayo pulang! Masih ada waktu untuk membersihkan diri dan membungkus kado ini sebelum tanggal 29 berakhir” ajak Toby. 
 
“Pergilah! Jangan lupa tutup pintunya!” Tuan Handy berteriak, entah dari mana. 
 
“Terima kasih Tuan Handy!” balas Keo sambil berlari keluar diikuti dengan yang lain. Menjelang gelap, Formasi 8 sudah berkumpul di rumah Wamena-Timika, merayakan ulang tahun mereka dengan acara sederhana.
 “Terima kasih teman-teman, hadiahnya indah sekali, sekarang ceritakan apa yang kalian lakukan sepanjang hari. Kami tidak bisa menemukan kalian di mana-mana.” kata Wamena.
 
 Lalu semuanya sama-sama membuka mulut, bercerita bersahutan satu dengan yang lain.
 
 “Seb, aku penasaran, apa isi flash disk yang kau masukkan dalam mesin cuci?” tanya Timika. 
 
 “ Errr... tidak ada isinya, itu flash disk rusak”. Mendengar jawaban Seb, sontak semuanya diam, memandang Seb tak percaya.
 
“Hey! tidak ada yang memberitahuku kalau aku harus membawa sesuatu untuk dimasukkan dalam mesin cuci Tuan Handy. Jadi apa yang ada di sakuku, itu yang aku masukkan” protes Seb. 
 
Lady langsung menghujani Seb dengan cubitan, disusul dengan Timika, Noaki dan Ajeng. Toby tersenyum meraih gitar dan memetiknya pelan. Keo spontan bersenandung. Malam itu perayaan ulang tahun Wamena- Timika ditutup dengan lagu ciptaan Toby yang dinyanyikan Keo dengan merdu. 
 
"Love each other, take care each other, protect each other"
Happy Birthday Wamena-Timika. Wish U All The Best.

Comments

Popular posts from this blog

Rambut Singa

Titik Jenuh

Lockwood & Co Series